Searching...
Friday 26 October 2012
09:44

Makan Siang bersama Santri PP. Al-Ikhlas, Dawar, Boyolali

Makan bersama, salah satu tradisi di pesantren yang paling berkesan bagi para alumninya, nganeni. Tradisi inipun mengalami perkembangan yang cukup signifikan sampai sekarang ini. Kalau dulu, di era bapak-bapak kita, makan bersama dengan daun pisang sebagai alas makananya, menjadi hal lumrah. Atau 'piring' daun jati yang di tiap lembarnya dikerubungi tiga sampai 4 santri yang makan dengan lahap dengan menu makan sederhana. Sambel terong, tempe, sambel kelapa, sayur asam. Sesekali menu ayam kuah santan, yang paling bisa dinikmati seminggu sekali belum tentu, hasil manakiban atau hajajatan. Berkembang kemudian makan bersama dengan talam-talam. Dulu paling variasi talamnya yang umum paling hanya talam bulat dari besi. Kemudian muncul talam-talam plastik untuk makan bersama.
Seiring waktu, tradisi makan bersama terus saja, hanya saja media daun atau talam lambat laun mulai ditinggalkan. Berganti piring kaca atau keramik yang dimiliki santri atau disediakan pesantren. Menu makannyapun makin beragam, yang kini semakin tangan-tangan terampil santri tak perlu lagi membuatnya. Sudah disediakan pula. 

Berikut foto-foto makan bersama santri Pondok Pesantren al-Ikhlas, Ndawar, Mojosongo, Boyolali. Dokumentasi Galeri Pesantren, 09 Maret 2012. Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Pesantren, Pesantren Al-Ikhlas, Ndawar, Mojosongo, Boyolali.

Santri Pondok Pesantren al-Ikhlas, Ndawar, Mojosongo, Boyolali [Dokumentasi Galeri Pesantren, ,09 Maret 2012]








   

0 comments:

Post a Comment

 
Back to top!